Andai Kalian Mengetahui yang Aku Tahu – Syaikh Abdurrazzaq al-Badr #NasehatUlama
Dalam kitab al-Musnad disebutkan dari hadits Abu Dzar, ia berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku dapat melihat apa yang tidak kalian lihat, dan aku dapat mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit telah berderit, dan ia berhak untuk berderit, tidaklah ada tempat seluas empat jari di langit, melainkan terdapat padanya malaikat yang bersujud. Seandainya kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa, dan kalian akan banyak menangis. Dan kalian tidak akan dapat menikmati istri kalian di atas ranjang, serta kalian akan keluar ke tempat yang tinggi untuk memohon pertolongan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”
Abu Dzar berkata, “Demi Allah, aku berharap seandainya aku hanyalah pohon yang digugurkan daunnya.” Hadits ini juga salah satu hadits yang penting dalam bab ini, oleh karena itu an-Nashih al-Amin, Rasulullah shalawatullah wa salamuhu ‘alaihi bersabda, “Langit telah berderit, dan ia berhak untuk berderit.” “Langit telah berderit, dan ia berhak untuk berderit.” Makna kata ‘الأَطِيْطُ’ yakni suara yang dikeluarkan langit, akibat para malaikat yang begitu banyak yang memenuhi langit, atau yang ada di atas langit. Oleh karena itu Rasulullah shalawatullah wa salamuhu ‘alaihi bersabda, “Tidaklah ada tempat seluas empat jari di langit, melainkan terdapat padanya malaikat yang bersujud.” “…terdapat padanya malaikat yang bersujud.”
Sekarang jika kamu mengangkat kepala dan memandang langit ini, yang mengelilingi seluruh bumi, dan jarak antara langit dan bumi adalah 500 tahun perjalanan. Langit itu bulat mengelilingi bumi karena begitu luas. Langit yang sangat luas ini, tidaklah ada tempat seluas empat jari di sana, melainkan terdapat padanya malaikat yang bersujud kepada Allah, melainkan ada padanya malaikat yang bersujud kepada Allah. Lalu langit yang ada di lapisan berikutnya. Lalu langit yang ada di lapisan berikutnya seperti itu juga (penuh dengan malaikat) dan lapisan ini lebih luas, dan lapisan di atasnya lagi lebih luas dan lebih besar.
Oleh sebab itu, tidak ada yang dapat menghitung jumlah malaikat kecuali Dzat Yang telah menciptakan mereka, Subhanahu wa Ta’ala. Dan subhanallah, ketika kamu menghayati hadits ini, dan kamu membaca ayat, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi.” (QS. Al-Ahzab: 56) Bayangkan berapa banyak malaikat yang bershalawat kepada beliau? Betapa banyak malaikat yang bershalawat kepada Nabi shalawatullahi wa salamuhu wa barakatuhu ‘alaihi. Dan pada intinya, malaikat yang begitu banyak ini semuanya bersujud, tunduk, dan takut kepada Allah. Tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan kalian akan banyak menangis. dan kalian tidak akan dapat menikmati istri kalian di atas ranjang, serta kalian akan keluar ke tempat yang tinggi, memohon pertolongan kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” Ketika seseorang menghayati hadits ini sekali, dua, tiga, dan empat kali. Apakah ia akan mampu hanya bersandar pada prasangka baik (kepada Allah)? Apakah ia akan mampu hanya bersandar pada prasangka baik (kepada Allah)? Sedangkan ia tetap berada dalam kelalaian dan perkara yang sia-sia?!
Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui…” Yakni mengetahui azab, siksaan, balasan Allah yang telah Dia siapkan, dan lain sebagainya “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan kalian akan banyak menangis, dan tidak dapat menikmati istri kalian di atas ranjang, dan kalian akan keluar ke tempat yang tinggi untuk memohon pertolongan…” Jika keadaannya demikian, maka apakah layak bagi seorang hamba untuk hanya bersandar pada prasangka baik, lalu ia tetap lalai terhadap hal yang seperti ini?! melalaikan perkara seperti ini?! Kemudian dalam sabda beliau, “Niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis…” Terkandung isyarat sebagaimana disebutkan para ulama untuk menyandingkan antara rasa harap dan rasa takut menyandingkan antara rasa harap dan rasa takut “Niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis…” karena ini berkaitan dengan rasa harap.
Yakni sebagaimana mengandung ancaman, gertakan, hukuman, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan rasa harap, namun harus disandingkan antara rasa harap dan rasa takut, agar seorang hamba dapat meraih keselamatan. Karena jika seorang hamba hanya menjalankan rasa harap saja, jika ia hanya menjalankan rasa harap saja, ia akan merasa aman dari makar dan siksaan Allah. Dan jika ia menjalankan rasa takut saja, ia akan putus asa dari rahmat dan kelembutan Allah. Dan keduanya, rasa aman dari makar Allah dan rasa putus asa dari rahmat Allah merupakan dosa besar. Dan tidak mungkin dapat diraih keseimbangan dalam hal ini kecuali dengan menjalankan rasa harap dan rasa takut secara bersamaan. Rasa harap dapat diraih melalui hadits-hadits yang menyebutkan janji kenikmatan dari Allah. Dan rasa takut dapat diraih melalui hadits-hadits yang menyebutkan ancaman Allah. Demikianlah seorang hamba dapat meraih keselamatan.
“Sampaikan kepada para hamba-Ku, bahwa Aku Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,dan bahwa azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (QS. Al-Hijr: 49-50) Rasa harap dan rasa takut, keduanya harus ada. Demikian.
================================================================================
وَفِي الْمُسْنَدِ أَيْضًا مِنْ حَدِيثِ أَبِي ذَرٍّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ
وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ
أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ
مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ
إِلَّا وَعَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ
لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلًا
وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشِ
وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُوْدَاتِ
تَجْأَرُونَ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
قَالَ أَبُو ذَرٍّ وَاللهِ لَوَدِدْتُ أَنِّي شَجَرَةٌ تُعْضَدُ
هَذَا الْحَدِيثُ أَيْضًا مِنَ الْأَحَادِيثِ النَّافِعَةِ فِي هَذَا الْبَابِ
يَقُولُ النَّاصِحُ الْأَمِينُ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ
أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ
أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ
وَالأَطِيْطُ هُوَ الصَّوْتُ الَّذِي يَكُونُ لِلسَّمَاءِ مِنْ
الْمَلَائِكَةِ الْكُثُرِ الَّذِينَ عَلَى السَّمَاءِ
أَوْ فَوْقَ السَّمَاءِ
وَلِهَذَا قَالَ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ
مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَعَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ
وَعَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ
الْآنَ لَمَّا تَرْفَعُ رَأْسَكَ وَتَنْظُرُ هَذِهِ السَّمَاءَ
الْمُحِيطَةَ بِأَرْضِ كُلِّهَا
وَبَيْنَهَا وَبَيْنَ الْأَرْضِ خَمْسُمِائَةِ عَامٍ
ثُمَّ هِيَ مُسْتَدِيرَةٌ عَلَى الْأَرْضِ كُلِّهَا فِي سَعَتِهَا
هَذِهِ السَّمَاءُ الْوَاسِعَةُ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ
إِلَّا وَفِيهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ لِلهِ
إِلَّا وَفِيهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ لِلهِ
ثُمَّ السَّمَاءُ الَّتِي فَوْقَهَا
ثُمَّ السَّمَاءُ الَّتِي فَوْقَهَا
مِثْلَ ذَلِكَ
وَسَعَتُهَا أَعْظَمُ
وَالَّتِي فَوْقَهَا أَوْسَعُ
وَأَعْظَمُ
وَلِهَذَا الْمَلَائِكَةُ لَا يُحْصِيهِمْ إِلَّا الَّذِي خَلَقَهُمْ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَسُبْحَانَ اللهِ لَمَّا تَتَأَمَّلُ هَذَا الْحَدِيثَ
وَتَقْرَأُ مَثَلًا إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
كَمْ هُمْ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ ؟
كَمْ هُمْ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْهِ
فَالْحَاصِلُ أَنَّ هَذِهِ الْكَثْرَةَ مِنَ الْمَلَائِكَةِ
كُلُّهُمْ سَاجِدُونَ لِلهِ خَاضِعُوْنَ خَائِفُوْنَ
خَاضِعُوْنَ لِلهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
ثُمَّ يَقُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ
لَضَحِكْتُم قَلِيْلًا
وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشِ
وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُوْدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
هَذَا الْحَدِيثُ عِنْدَمَا يَنْظُرُ فِيهِ الإِنْسانُ مَرَّةً وَاثْنَتَيْنِ وَثَلاَثَ وَأَرْبَعَ
أَيَسَعُهُ أَنْ يَتَّكِلَ عَلَى حُسْنِ الظَّنِّ
أَيَسَعُهُ أَنْ يَتَّكِلَ عَلَى حُسْنِ الظَّنِّ
وَيَبْقَى مُقِيْمًا عَلَى التَّفْرِيطِ والتَّضْيِيْعِ
وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ
أَيْ مِنْ عِقَابِ اللهِ وَبَطْشِهِ وَانْتِقَامِهِ وَمَا أَعَدَّ مِنَ الْعُقُوبَاتِ إِلَى آخِرِهِ
لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلًا
وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الْفُرُشِ
وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُوْدَاتِ تَجْأَرُوْنَ
أَيَلِيْقُ بِعَبْدٍ وَالْأَمْرُ كَذَلِكَ
أَنْ يَتَّكِلَ عَلَى حُسْنِ الظَّنِّ وَيُغْفِلَ مِثْلَ هَذَا
يُغْفِلَ مِثْلَ هَذَا
ثُمَّ قَوْلُهُ هُنَا
لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
فِيهِ إِيْمَاءٌ كَمَا نَبَّهَ أَهْلُ الْعِلْمِ
إِلَى اجْتِمَاعِ الرَّجَاءِ وَالْخَوْفِ
إِلَى اجْتِمَاعِ الرَّجَاءِ وَالْخَوْفِ
لَضَحِكْتُم قَلِيْلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
لِأَنَّ فِي بَابِ رَجَاءٍ
يَعْنِي كَمَا أَنَّهُ فِيهِ وَعِيدٌ وَتَهْدِيْدٌ وَتَخْوِيْفٌ وَعُقُوبَاتٌ إِلَى آخِرِهِ فِي بَابِ رَجَاءٍ
لَكِنْ لَا بُدَّ مِنْ إِعْمَالِ الرَّجَاءِ وَالْخَوْفِ
حَتَّى تَتَحَقَّقَ لِلْعَبْدِ النَّجَاةُ
لِأَنَّ الْعَبْدَ إِنْ أَعْمَلَ الرَّجَاءَ وَحْدَهُ
إِنْ أَعْمَلَ الرَّجَاءَ وَحْدَهُ أَمِنَ مِنْ مَكْرِ اللهِ وَعُقُوْبَتِهِ
وَإِنْ أَعْمَلَ الْخَوْفَ وَحْدَهُ
قَنِطَ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ وَيَئِسَ مِنْ رَوْحِ اللهِ
وَكُلٌّ مِنَ الْأَمْنِ مِنَ الْمَكْرِ وَالْقُنُوطِ مِنَ الرَّحْمَةِ مِنْ كَبَائِرِ الذُّنُوبِ
وَلَا يُمْكِنُ أَنْ يَحْصُلَ
الِاعْتِدَالَ وَالْقَوَامَ فِي ذَلِكَ
إِلَّا بِأَعْمَال الرَّجَاءِ وَالْخَوْفِ مَعًا
وَالرَّجَاءُ بَابُهُ أَحَادِيْثُ الْوَعْدِ
وَالْخَوْفُ بَابُهُ أَحَادِيثُ الْوَعِيدِ
وَبِهَذَا تَكُونُ نَجَاةُ الْعَبْدِ
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ
هَذَا وَهَذَا لَا بُدَّ مِنْهُمَا. نَعَم